Laporan khusus IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) kembali menyeru dunia untuk membatasi kenaikan suhu bumi 1,5°C dalam upaya tiada akhir mengingatkan dunia atas bahaya perubahan iklim.

Laporan khusus IPCC ini disusun dan dikaji oleh 91 penulis dan editor dari 40 negara. Mereka meneliti lebih dari 6000 laporan ilmiah yang ditulis oleh ribuan ilmuwan dan para ahli dari seluruh dunia.

Laporan ini adalah kesepakatan resmi IPCC yang telah disetujui di Kota Incheon, Korea Selatan, Sabtu lalu dan akan dijadikan landasan masukan ilmiah yang akan disampaikan pada Konferensi Perubahan Iklim ke-24 (COP24) di Kotawice, Polandia, Desember nanti.

Menurut siaran pers IPCC yang dirilis hari ini, membatasi kenaikan suhu bumi 1,5°C memerlukan kerja bersama seluruh aspek masyarakat. Upaya ini akan membawa dampak positif terhadap manusia dan alam menuju terciptanya ekonomi ramah lingkungan, maju dan berkelanjutan.

“Salah satu pesan penting dari laporan ini adalah dunia telah menyaksikan konsekuensi kenaikan suhu bumi 1°C yang mengerikan, seperti makin seringnya terjadi cuaca ekstrem, kenaikan air laut, mencairnya es di benua Arktika dan dampak-dampak lainnya,” ujar Panmao Zhai, yang turut memimpin IPCC Working Group I.

Dengan membatasi kenaikan suhu di 1,5°C, kenaikan air laut dunia akan 10 cm lebih rendah dibanding jika kenaikan suhu mencapai 2°C. Kenaikan air laut hanyalah salah satu efek merusak yang luar biasa dari perubahan iklim.

Untuk mencapai target 1,5°C, dunia harus mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 45% di 2030 dibanding tingkat emisi CO2 pada 2010 dan terus memangkasnya hingga mencapai titik nol bersih (net-zero) sekitar tahun 2050.

Jika kenaikan suhu bumi melampaui 1,5°C, dunia perlu melakukan upaya ekstra untuk menghilangkan emisi CO2 dari udara. Cara-cara untuk menghilangkan polusi CO2 dari udara ini menurut IPCC belum terbukti dalam skala luas dan berisiko merusak upaya pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga solusi terbaik menurut IPCC adalah batasi kenaikan suhu bumi 1,5°C, sebelum terlambat!

Redaksi Hijauku.com