Dengan keberhasilan tersebut, mereka mendekati target emisi rata-rata kendaraan pada 2015 sebesar 130 gCO2/km. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Transport & Environment (T&E) berjudul “How Clean Are Europe’s Cars” yang dirilis Senin (9/9).
Dalam laporan ini juga terungkap kinerja masing-masing manufaktur otomotif. Produsen mobil asal Italia, Fiat, berhasil menjadi manufaktur mobil dengan emisi terendah dengan rata-rata mencapai 118g/km. Namun menurut T&T, produsen lain seperti Toyota, Peugeot-Citroën dan Renault terus membuntuti Fiat yang tahun lalu tidak banyak mengalami kemajuan berarti.
Produsen mobil asal Jerman, Daimler, menjadi produsen mobil dengan emisi tertinggi di Eropa namun mengalami kemajuan pengurangan emisi yang paling cepat pada 2012 (6,2%). Kemajuan penurunan emisi yang dicapai Fiat, Suzuki dan GM adalah yang terendah pada 2012 – semua di bawah 1%. Sementara enam dari tujuh produsen mobil terbesar Eropa – kecuali Fiat – mengalami kemajuan penurunan emisi antara 2-6% pada 2012.
Analisis T&T menyebutkan, jika kemajuan ini berlanjut, manufaktur mobil Eropa akan dengan mudah mencapai target pengurangan emisi CO2 pada 2015. Industri mobil di pasar Eropa hanya memerlukan penurunan emisi kurang dari 2% untuk mencapai target 2015. Tahun lalu jarak tersebut masih berkisar 4%.
Toyota, Volvo dan Renault sama-sama mencapai target penurunan emisi rata-rata 2015 mereka tahun lalu (2012), atau 3 tahun lebih awal. Sementara PSA lebih cepat lagi, mencapai target mereka pada 2011. Ada tujuh produsen yang diperkirakan akan mencapai target 2015 mereka tahun ini. Ketujuh produsen tersebut adalah Fiat, BWM, General Motors, Ford, VW dan Hyundai.
Hanya empat produsen mobil yang perlu meningkatkan kinerja penurunan emisi kendaraan di atas 5% dalam empat tahun ke depan guna mencapai target 2015. Dua produsen mobil asal Jepang yaitu Mazda dan Honda adalah dua diantaranya. Mazda diperkirakan baru akan mencapai target emisi 2012 pada 2017 sementara Honda pada 2018. Mereka perlu bekerja lebih giat lagi untuk menghindari penalti dari pasar Eropa.
Penetapan standar emisi terkait dengan kebijakan efisiensi energi di Eropa, terutama efisiensi bahan bakar fosil. Semakin efisien suatu kendaraan, semakin sedikit emisi CO2 yang dikeluarkan.
Upaya ini juga dibantu dengan terus berkembangnya pasar kendaraan elektrik, yang menjadi bagian dari tren pemakaian energi rendah emisi. Kebijakan tersebut bisa mengurangi polusi udara – yang menyebabkan krisis kesehatan, perubahan iklim dan pemanasan global – sekaligus menjadi peluang bagi perusahaan untuk meraih laba dengan menciptakan produk-produk baru yang bisa menjadi solusi masalah lingkungan.
Redaksi Hijauku.com