“Kita telah menetapkan masa depan yang kita inginkan, sekarang yang terpenting adalah implementasinya,” ujar Al-Nasser, Jum’at (27/7).
Sebanyak 100 Kepala Negara dan Pemerintahan bersama dengan lebih dari 40.000 perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan masyarakat sipil hadir dalam konferensi yang berlangsung bulan lalu untuk menciptakan kebijakan-kebijakan baru guna menciptakan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan sekaligus meningkatkan keadilan sosial dan perlindungan atas alam.
Cara meraih tujuan-tujuan tersebut sudah ditetapkan dimulai dengan menentukan target-target pembangunan berkelanjutan; beralih ke ekonomi hijau; memerkuat peranan Program Lingkungan PBB (UN Environment Programme, UNEP); mendorong sistem pelaporan perusahaan yang berkelanjutan; meningkatkan kualitas hidup masyarakat; mengembangkan strategi pembiayaan pembangunan dan pola produksi serta konsumsi yang berkelanjutan.
Dokumen Rio+20 juga memberikan penekanan pada upaya meningkatkan kesetaraan jender; mengakui pentingnya partisipasi sukarela masyarakat dalam pembangunan serta menekankan pentingnya melibatkan masyarakat sipil dan menggunakan ilmu pengetahuan.
Rio+20 diselenggarakan 20 tahun setelah Konferensi Bumi (Earth Summit) pada 1992 yang menetapkan Agenda 21 – cetak biru pertumbuhan ekonomi yang mengedepankan keadilan sosial dan perlindungan lingkungan. Pasca Rio+20, menurut Al-Nasser, “Kerja sama pembangunan antar negara harus dilanjutkan guna menciptakan solusi bagi tantangan-tantangan global.”
Redaksi Hijauku.com