Sistem ekonomi ini sangat penting terutama bagi negara-negara berkembang yang menghadapi ancaman eksploitasi dan kerusakan sumber daya alam. Ada tiga sektor yang menjadi kunci peralihan ke sistem ekonomi yang ramah alam di negara berkembang yaitu sektor pertanian, pengelolaan air dan kehutanan.
Tiga pendekatan ini sangat cocok diterapkan di negara tropis seperti Indonesia yang menjadikan pertanian, perairan dan kehutanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Berikut manfaat yang diperoleh suatu negara jika menerapkan pendekatan ramah lingkungan di ketiga sektor tersebut.
1. Sektor Pertanian dan Makanan
Menurut data Program Lingkungan PBB (UNEP), praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah alam bisa meningkatkan produksi pertanian antara 54% dan 179%, sehingga menambah nilai industri pertanian dalam perekonomi global sebesar US$1,5 trilyun hingga US$ 6,4 trilyun.
Peningkatan produksi pertanian tidak hanya bisa memasok pangan yang cukup bagi petani dan keluarganya, namun juga bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Dan ada korelasi yang kuat antara peningkatan produksi pertanian dengan upaya mengurangi kemiskinan. Menurut UNEP, jika produksi pertanian naik sebesar 10%, tingkat kemiskinan di Afrika akan bisa dikurangi hingga 7% sementara di negara-negara Asia bisa dikurangi hingga 5%. Potensi ini akan lebih besar jika industri pertanian mampu mengurangi jumlah produk pertanian dan makanan yang terbuang baik dalam proses produksi, distribusi dan konsumsinya.
2. Sektor Kehutanan
Jika dunia mampu mengurangi kerusakan hutan dan sumber daya alam hingga separuh pada 2030, dunia akan mampu memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 1,5- 2,7 gigaton CO2 per tahun. Nilai ini setara dengan memangkas 50% emisi CO2 Amerika Serikat pada 2008. Dan nilai manfaat dari upaya mencegah kerusakan perubahan iklim ini mencapai lebih dari US$3,7 trilyun.
3. Sumber Daya Air
Diperlukan investasi sebesar US$100-300 miliar per tahun untuk menjamin pasokan air yang berkelanjutan selama periode 2010-2050. Jika dilakukan, investasi ini akan bisa mengurangi permintaan air sebesar 20% pada 2050. Investasi ini juga bisa mengurangi eksploitasi air tanah (ground water) dan air permukaan (surface water) sekaligus menjamin pasokan air untuk kebutuhan rumah tangga maupun bisnis dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
India memanfaatkan strategi konservasi ini untuk melakukan reformasi pengelolaan sumber daya air sekaligus untuk membuka lapangan kerja.
Melalui National Rural Employment Guarantee Act, India menjamin lapangan kerja selama 100 hari per tahun bagi penduduk di pedesaan untuk mengerjakan proyek konservasi air, irigasi dan pengolahan lahan. Proyek senilai US$6,4 miliar tersebut berhasil menyediakan lebih dari 3 miliar jam lapangan kerja dan bermanfaat bagi 60 juta keluarga.
Keberhasilan semua strategi di atas sangat tergantung pada regulasi dan komitmen dari pemerintah. Dukungan teknologi dan kemauan industri untuk berinovasi juga diperlukan, untuk menghemat sumber daya, meningkatkan ekonomi, sekaligus melestarikan lingkungan.
Redaksi Hijauku.com
Tiga sektor yang sangat vital untuk kehidupan manusia
Pertanian dan pengelolaan air untuk memenuhi kebutuhan pangan
Sedangkan kehutanan untuk kebutuhan fisiologis tubuh manusia