Lebih dari tiga miliar orang terdampak kerusakan ekosistem. Polusi menyebabkan sembilan juta kematian dini setiap tahun. Dan lebih dari satu juta spesies – tumbuhan dan hewan – berisiko punah hanya dalam beberapa dekade. Fakta memprihatinkan ini disampaikan oleh António Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) dalam pesannya menyambut Hari Lingkungan Hidup Dunia atau World Environment Day 2022.
“Hampir separuh umat manusia kini telah berada di zona bahaya iklim. Mereka 15 kali lebih berisiko meninggal akibat dampak iklim, seperti panas ekstrem, banjir, dan kekeringan,” tambahnya lagi. Dan yang lebih mengkhawatirkan, Sekjen PBB menyampaikan, dalam lima tahun ke depan, suhu bumi akan menembus batas kenaikan suhu suhu Perjanjian Paris yaitu 1,5℃. “Peluangnya 50:50,” tuturnya. Akibatnya, pada tahun 2050, lebih dari 200 juta orang berisiko mengungsi akibat gangguan iklim setiap tahun.
Kelola Alam dengan Bijak
Sejak 1973, Hari Lingkungan Hidup Dunia telah digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, di tengah berbagai ancaman yang terus berkembang seperti polusi bahan kimia beracun, penggurunan, dan pemanasan global. Hari Lingkungan Hidup Dunia juga menjadi platform aksi global yang mendorong berbagai perubahan mulai dari perubahan kebiasaan konsumsi, kebijakan lingkungan nasional maupun internasional.
Sekjen PBB mengingatkan, lingkungan yang sehat, sangat penting bagi manusia dan mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Penting bagi kita untuk mengelola alam dengan bijak dan memastikan akses yang adil, terutama bagi orang dan komunitas yang paling rentan,” tegas Guterres.
Pertemuan lingkungan Stockholm+50 baru-baru ini juga menegaskan kembali bahwa semua tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang jumlahnya mencapai 17 bergantung pada planet yang sehat untuk mencegah tiga krisis: krisis perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Untuk itu, Sekjen PBB mendesak pemerintah untuk memprioritaskan aksi iklim dan perlindungan lingkungan melalui kebijakan yang mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
“Planet ini adalah satu-satunya rumah kita”, ujar António. Ia menambahkan bahwa sistem alami di bumi “tidak lagi dapat memenuhi tuntutan manusia”. Manusia telah meminta terlalu banyak untuk memuaskan cara hidup mereka yang tidak berkelanjutan.
Menurut Sekjen PBB, gaya hidup yang tidak berkelanjutan dan tidak ramah lingkungan ini tidak hanya merugikan bumi, tetapi juga akan merugikan kita sendiri sebagai penghuninya. “Sangat penting untuk menjaga kesehatan atmosfer, kekayaan dan keanekaragaman hayati di bumi, ekosistemnya, dan sumber dayanya yang terbatas. Tapi kita telah gagal melakukannya,” ujar Sekjen PBB.
Redaksi Hijauku.com
[…] post Pesan Penting Sekjen PBB di Hari Lingkungan Hidup Dunia appeared first on Situs Hijau […]