Foto Walk21HKJakarta, 6 Oktober 2016 – Rachmat Witoelar, Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim menjadi salah satu pembicara kunci pada Walk21 Hong Kong pada hari Kamis, tanggal 6 Oktober 2016. Walk21 Hong Kong merupakan konferensi tahunan bagi berbagai pemangku kepentingan terkait transportasi berkelanjutan, terutama opsi untuk berjalan kaki. Tahun ini, 580 peserta hadir dari 38 negara mengikuti konferensi yang diselenggarakan selama 5 hari di Hong Kong Convention and Exhibition Center sejak tanggal 3 hingga 7 Oktober 2016.

Rachmat Witoelar dalam sambutan keynote nya menyatakan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras agar kota-kotanya ramah terhadap pejalan kaki, pengguna sepeda dan pengguna transportasi publik. Ketiga moda transportasi tersebut menghasilkan emisi gas rumah kaca yang rendah. Hal ini, selain dapat membantu aksi pengendalian perubahan iklim, dapat juga menjadi alternatif olahraga sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi polusi udara dan kemacetan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Beberapa inisiatif sudah dilakukan oleh pemerintah nasional dan pemerintah kota. Misalnya, Pemerintah telah mengembangkan program Kota Hijau atau Green City Program. Salah satu atribut program tersebut adalah Green Transportation dimana infrastruktur jalan kaki, bersepeda, dan penggunaan transportasi publik harus menjadi satu sistem yang terintegrasi.

“Beberapa kota di Indonesia mulai membangun infrastruktur transportasi yang memberi perhatian lebih pada pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi yang menyebabkan macet, polusi udara, dan emisi gas rumah kaca tinggi. Ini patut kita dukung dan kota-kota lain juga sebaiknya segera meniru. Negara-negara dengan GDP yang tinggi rata-rata memiliki tingkat walkability yang tinggi juga.”

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia, tercantum beberapa program utama untuk membangun infrastruktur transportasi massal yang berkelanjutan di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa namun juga luar Pulau Jawa. Hal ini dimaksudkan agar terjadi pemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat urbanisasi yang tidak terkontrol.

Rachmat kemudian meneruskan, “Program-program pemerintah saat ini memang akan fokus untuk membangun transportasi umum berbasis kereta, tidak hanya di Jawa tapi juga di luar Jawa. Namun, kita juga harus mempersiapkan masyarakat kita untuk menyukai ketiga transportasi non-motor tersebut. Salah satu kuncinya adalah kerjasama dengan banyak pihak baik lokal, nasional, maupun internasional”.

Rachmat Witoelar dalam diskusi panel bersama Florian Lorenz (paling kiri), coordinator internasional Low-Carbon City Forum, Professor Peter Newman, Curtin University, dan moderator Danny Lee, jurnalis South China Morning Post.

Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:

Lia Zakiyyah
Deputy to Assistant – UKP-PPI
E-mail: lia.zakiyyah@gmail.com
Mobile: +6281-3333-62-700 Amanda Katili Niode PhD
Head of Expert Team – UKP-PPI
E-mail: akniode@gmail.com