Zinc batteries corrosion - Wikimedia CommonsKonvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa guna mengontrol dan mengurangi pencemaran merkuri, logam berat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, dibuka untuk ditandatangani hari ini, Rabu (9/10) di Jepang.

Konvensi terbaru dari PBB ini bernama Konvensi Minamata yang diambil dari nama kota di Jepang yang mengalami bencana pencemaran merkuri pada pertengahan abad 20. Polusi merkuri terus meningkat dan diwarisi selama puluhan bahkan ribuan tahun.

Konvensi baru ini mengontrol dan mengurangi polusi merkuri di berbagai sektor mulai dari penggunaan merkuri dalam peralatan medis seperti termometer, lampu hemat energi, hingga pertambangan. Konvensi ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Konvensi yang disetujui Januari lalu ini merupakan hasil akhir dari negosiasi panjang lebih dari 140 negara yang dimulai di Jenewa, pada 2009. Polusi merkuri berdampak serius terhadap kesehatan merusak sistem syaraf dan otak terutama pada anak-anak. Merkuri juga bisa menimbulkan kerusakan ginjal dan sistem pencernaan, termasuk kondisi kehilangan ingatan.

Laporan terbaru Program Lingkungan PBB (UNEP) berjudul Global Mercury Assessment 2013, menyatakan, Asia adalah wilayah yang paling banyak melepaskan polusi merkuri dengan konsentrasi hingga separuh dari polusi merkuri dunia.

Laporan ini juga menyatakan, 260 ton merkuri yang dulunya tesimpan dalam tanah mulai terlepas ke sungai dan danau akibat kerusakan lingkungan. Paparan merkuri pada manusia melalui konsumsi ikan yang tercemar oleh logam berat ini terus mengancam kesehatan.

Dalam konvensi baru ini, pemerintah setuju untuk melarang ekspor dan impor produk yang mengandung merkuri pada 2020. Salah satu produk mengandung merkuri yang limbahnya belum tertangani hingga saat ini adalah baterai. Ribuan ton produk baterai terbuang setiap tahun dan tidak didaur ulang, sehingga mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan.

Masih ada produk lain yang berpotensi mengandung merkuri seperti lampu hemat energi, alat-alat listrik, sabun hingga kosmetik yang juga akan diatur dalam konvensi ini. Dalam skala industri polusi merkuri berasal dari aktivitas pertambangan emas dan fasilitas industri lain seperti pembangkit listrik serta pemanas bertenaga batu bara.

Redaksi Hijauku.com