Sudah bukan menjadi rahasia jika kemajuan ekonomi di satu negara seringkali dicapai dengan mengorbankan negara lain. Hal ini terutama terkait dengan produksi emisi CO2.

Produk-produk di negara maju banyak dialihkerjakan ke negara yang lebih miskin dengan tingkat upah dan teknologi yang lebih rendah. Sehingga negara tersebut memroduksi lebih banyak emisi CO2.

Banyak produk-produk negara maju yang dialihkerjakan di China yang memiliki tenaga kerja melimpah dengan upah yang murah. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal PNAS mengupas lebih dalam mengenai produksi emisi di China – negara penghasil emisi CO2 terbesar di dunia di atas Amerika Serikat.

Penelitian yang dipimpin oleh Kuishuang Fenga dari Jurusan Ilmu Geografis di University of Maryland ini menunjukkan, produksi emisi tidak hanya berdampak lintas negara namun juga berdampak lintas provinsi di China.

Sebanyak 57% emisi yang dihasilkan oleh provinsi di China berasal dari produksi barang-barang yang dikonsumsi oleh masyarakat di luar provinsi bahkan di luar negeri.

Tim peneliti melacak emisi CO2 pada setiap produk yang diperdagangkan di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan menggunakan metode ini para peneliti bisa membandingkan kesenjangan kualitas ekonomi dan lingkungan pada setiap wilayah.

Misalnya, tim peneliti menemukan, 80% emisi di provinsi China bagian tengah dan barat berasal dari produksi produk yang dikonsumsi oleh provinsi-provinsi yang lebih maju di wilayah pesisir China. China tengah dan barat adalah pusat produksi barang-barang bernilai rendah yang menghasilkan emisi CO2 tinggi.

Jika tidak dikontrol melalui kebijakan, kebocoran emisi antar provinsi ini akan terus merugikan provinsi yang lebih miskin. Mereka akan lebih sulit mencapai target emisi yang ditetapkan oleh pemerintah sementara provinsi yang lebih kaya akan melenggang karena mengalihkerjakan produk-produk yang mereka konsumsi ke provinsi yang lebih miskin.

Pada 2007, sebanyak 4 gigaton emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di China berasal dari produksi barang dan jasa yang akhirnya dikonsumsi oleh provinsi lain atau negara lain. Tim peneliti mengelompokkan 30 provinsi dan kota di China berdasarkan 8 wilayah geografis.

Provinsi Beijing–Tianjin, wilayah pesisir China bagian tengah dan selatan adalah wilayah yang paling kaya dan maju. Lebih dari 75% emisi produk yang dikonsumsi oleh masyarakat di Beijing–Tianjin berasal dari provinsi-provinsi lain terutama di wilayah China bagian tengah dan barat yang lebih miskin. Hal yang sama terjadi di wilayah pesisir China bagian tengah dan selatan yang 50%-nya emisi konsumsinya berasal dari provinsi lain.

Redaksi Hijauku.com