Teknologi otomatisasi industri dengan bantuan Internet yang lebih dikenal dengan nama teknologi mesin ke mesin (M2M) mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 9,1 miliar metrik ton pada 2020 – setara dengan 18,6% emisi gas rumah kaca global pada 2011. Hal ini terungkap dari laporan AT&T dan Carbon War Room terbaru yang dirilis Selasa (26/2).

Teknologi “M2M” adalah teknologi yang menghubungkan peralatan atau mesin dalam proses industri menggunakan bantuan Internet. Teknologi ini mampu mengurangi jumlah energi dan bahan bakar yang diperlukan untuk menyelesaikan satu pekerjaan sehingga menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) tanpa membatasi produktivitas perusahaan.

Laporan berjudul “Machine-to-Machine Technologies: Unlocking the Potential of a $1 Trillion Industry” ini menyatakan, penggunaan teknologi M2M akan meningkat pesat. Jumlah peralatan M2M akan melonjak dari 1,3 miliar tahun ini menjadi 12,5 miliar pada 2020. Dan perusahaan besar akan lebih banyak mengadopsi teknologi ini dibanding UKM.

Bayangkan sebuah pabrik tanpa tenaga kasar manusia. Manusia, pada masa datang, akan lebih berfungsi sebagai operator atau perencana strategis yang – dengan bantuan edukasi yang tepat – bisa lebih memaksimalkan kemampuan otak mereka.

Teknologi M2M ini akan membuat kinerja manusia lebih efisien sehingga lebih banyak menghasilkan keuntungan. Laporan ini menyebutkan, penghematan biaya dan pendapatan baru yang bisa diraih menggunakan teknologi ini mencapai $10-$15 triliun pada 2020. Aplikasi M2M ini potensial digunakan di empat sektor yaitu sektor energi, transportasi, bangunan dan pertanian.

Di sektor energi, teknologi M2M ini diikenal dengan nama teknologi jaringan pintar atau smart-grid. Teknologi ini diperkirakan mampu mengurangi emisi setara CO2 sebesar 2 miliar metrik ton dan membantu peralihan ke energi terbarukan sehingga menambah manfaat teknologi ini dalam mengurangi emisi.

Di sektor transportasi: teknologi M2M bisa mengurangi 1,9 miliar metrik ton emisi setara CO2 dengan menciptakan pesawat, kereta, truk dan kapal yang lebih efisien.

Di industri bangunan atau gedung, teknologi ini bisa mengurangi emisi setara CO2 sebesar 1,6 miliar metrik ton dengan meningkatkan efisiensi pada sistem pendingin, sistem pemanas ruangan, ventilasi, tata lampu, produk elektronik, peralatan rumah tangga termasuk sistem keamanan.

Di industri pertanian, teknologi M2M bisa mengurangi emisi dengan nilai yang sama dengan industri bangunan yaitu 1,6 miliar metrik ton pada 2020. Pengurangan emisi ini berasal dari pencegahan praktik deforestasi dan peningkatan efisiensi dalam proses penanaman, pembibitan, proses panen, hingga penggunaan pupuk dan air.

Laporan ini juga menekankan perlunya diciptakan sebuah standar universal bagi aplikasi dan mesin M2M sehingga memermudah pengukuran kinerja dan integrasi teknologi. Dalam laporan General Electric akhir tahun lalu, penerapan teknologi Internet pada industri ini diperkirakan akan menjadi industri raksasa dengan nilai ekonomi mencapai $82 triliun pada 2025.

Redaksi Hijauku.com